Selasa, 30 April 2013



Samarinda.. kita hanya mengenal kota Samarinda sebatas hanya sungai Mahakam-nya yang mengular indah menjadi nomer 2 terpanjang di Indonesia, juga suku Dayak yang sudah menjadi ikon provinsi ini, adapula spesies Orang Utan yang berhabitat di hutan Kalimantan Timur. Provinsi ini diberkahi dengan hutan dan hasil bumi yang melimpah ruah. God Bless Indonesia!

Kembali ke topic awal, yaitu Samarinda. apabila kita berkunjung ke Samarinda, mungkin timbul pertanyaan “apa makanan khas dari samarinda?” pertanyaan itu timbul daripada fakta yang terlihat bahwa Kalimantan Timur dan juga khususnya Samarinda mempunyai suku penghuni yang beragam. Mulai dari suku Dayak yang merupakan penduduk asli, Kutai, Banjar, Bugis, Jawa, Madura dan lain-lain… (yang gak disebutin jangan marah ya.. hehe) mari kita singkirkan itu dan ucapkan syukur atas bhinneka tunggal ika ini. Amin…

Mari ke pembahasan soal makanan khas, apabila pertanyaan itu mengudara maka hanya ada satu yang akan mengemuka, itu adalah Amplang. Yak makanan renyah lezat dan sejenis kudapan kerupuk ini berbahan dasar dari ikan pipih. Nah jika sudah dapat oleh-oleh berupa makanan maka, akan kurang pabila tidak mendapatkan oleh-oleh berupa kerajinan tangan dan lain-lain. 

Sarung Samarinda salah satu yang terdepan diantara semuanya. Mungkin terlihat serupa dengan kain Batik indonesia yang mendunia, ulos dari daerah medan, songket dari Palembang, tenun ikat dari NTT dan kain sasirangan dari Banjarmasin tetapi yang berbeda adalah kain Sarung Samarinda kita punya corak dan kualitas yang patut dilirik juga lhoo..




Di Samarinda sendiri, sentra penenunan Sarung Samarinda itu sendiri terdapat di daerah Samarinda Seberang. apabila ingin berkunujung dan melihat atau bahkan membeli kain Sarung Samarinda, bisa ditemukan persis di Gang Pertenunan persis samping Cagar Budaya Rumah Adat Samarinda
 



Atau juga dengan melihat tanda pesut di sepanjang jalan di sekitar Cagar Budaya Rumah Adat tersebut.
 




 sesampai dan setibanya disana, kita akan di suguhi oleh alat dan lingkungan penenunan dan pemintalan mulai dari benang dan kain sarung samarinda itu sendiri.





Disana kita dapat bertanya tentanhg seluk beluk kain sarung samarinda atau bahkan mencoba untuk ikut membuat kain itu pula. Tentunya 1 kain sendiri membutuhkan waktu 3 bulan, dan kadang bervariasi sesuai dengan motif dan kualitas yang diciptakan. Disini hanya perempuan yang hanya boleh menenun lhoo.. (salut hehe).

Wanita yang sedang menenun.


hasil karyanya pun sebagai berikut...